Jumat, 16 Desember 2011

Puisi Tragedi 30/9/09



PADANG, 30 SEPTEMBER 2009

Ku bingung saat bumi ini terbatuk dan tersentak dari tidurnya
Semua makhluk keluar dari tempat persembunyiannya
Bagaikan sarang lebah diganggu petani madu
Hiruk-pikuk tak tahu arah
Gelombang suara mematikan hasrat hidup di dunia
Indahnya hidup tak terasa, seakan masuk ke alam baka
Ku berlari tak tahu arah
Jalanan padat dimakan massa
Tak ada yang ku kenal
Tak ada hasrat untuk menyapa
Semua sibuk dengan gerakan seribu langkah
Membuat batin tersiksa
Raga tak lagi terasa
Tapi, hasrat tuk hidup masih ada
Ku selalu berusaha,
Tak ingin hidup sampai binasa
Dengan dosa yang merekah
Ku tak ingin bawa raga ciumi tanah
Sebelum ada pengampunan dari Yang Maha kuasa

Saat harapan itu masih ada
Secercah kebahagiaan terselubung di dada
Aku bertahan,,
Sampai perlombaan ini mencapai finisnya.
Namun, padang tercinta remuk dimakan gempa.

Puisi Ini pernah diikutsertakan dalam Lomba Cipta Puisi oleh SMA Don Bosco Kota Padang di http://padangdalampuisi.blogspot.com dengan tema "Kado untuk Kota Padangku Tercinta".

Profil Pernulis:
NOVITA EFENDI, lahir di Batusangkar, 1 November 1990. Mulai menulis ketika masuk perguruan tinggi. Terinspirasi dari dosen-dosen bahasa yang selalu mengungkapkan bahwa “Tulisan adalah Rasa”. Awalnya menulis puisi hanya untuk tugas mata kuliah, akhirnya merambah ke media massa. Puisi pertamanya muncul di media massaPadang Ekspres dengan judul “Ibu dan Sajadah” dan diikuti dengan judul-judul puisinya yang lain. Sekarang terinspirasi membuat puisi tentang kota Padang yang menyimpan sejuta kenangan. Di tengah padatnya jadwal kuliah dan aktivitas di dunia organisasi kampus.

 

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog