Sabtu, 17 Desember 2011

Essay 17 (Kritik Sastra)




BIDIKAN KEIKLASAN PERASAAN PEREMPUAN
DALAM KETIKA CINTA BERTASBIH
Oleh Jerry Syamarta

KEIKHLASAAN yang ditunjukan perempuan dalam novel ketika cinta bertasbih sangat luar biasa untuk kita bahas, kenapa tidak banyak pertanyaan yang mngkin akan terlempar apabila kita membicarakan hal tersebut dalam novel ini.
Novel cinta yang menjadikan islam landasan pemikiran dan keyakinannya ini sangat apik mengeluarkan luapan perasaaan iklas perempuannya (tokoh), contohnya adalah tokoh Ana. Ana sangat ingin sebenarnya menentukan calon pendampingnya sendiri, hal ini dibuktikan saat dia mulai menaruh hati terhadap Azzam, akan tetapi niatnya ini segera diurungkan karena sudah adanya orang lain yang ingin melamarnya, hal ini juga tidak terlepas dari permintaan kedua orang tuanya.

Apakah hati Ana benar-benar menerima hal tersebut??, mungkin itu pertanyaaan itu yang mucul dipemikiran penggemar KCB tersebut, apakah ia benar-benar menerima calon suaminya ikhlas dari hati atau hanya sekedar untuk menyenangkan hati orang tuanya semata. Bisa kita lihat hal yang tersirat dalam novel ini, karena tidak adanya keikhlasan dari hati Ana, pernikahannya pun menjadi hancur karena suatu sebab yang kalau dipikir masih bisa diperbaiki, masalahnya adalah Ana merasa dikianati oleh suaminya karena sebelum pernikahan suami telah melakukan hubungan badan dengan wanita lain yang menyebabkan ia mendapat penyakit yang sangat ganas.
Seharusnya penyakit ini harus dibuktikan kebenarannya dengan banyak tes medis terlebih dahulu, akan tetapi perceraian pun segera mereka laksanakan, hal ini merupakan sebuah fenomena bagi wanita solehah seperti Ana yang keikhlasannya dizalimi, sekalipun hal ini dilakukan oleh orang-orang yang ia sayangi. Walaupun Ana dibibir mengiyakan perkawinan ini akan tetapi hatinya tetap meronta akan hal ini, ini juga bukti bahwa keikhlasan wanita solehah langsung dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan cara apapun dan banyak jalan.
Tidak banyak wanita zaman sekarang mempunya hati yang begitu baiknya. Hal ini pantas ditiru oleh wanita di Negara yang sama-sama kita cintai ini, ikhlas karena Tuhan harus menjadi prioritas setiap wanita muslim di dunia ini. Hal ini sangat penting dalam dunia yang sudah berubah menjadi dunia yang tidak lagi mempunyai aturan-aturan Islam yang mutlak pada zaman sekarang.
Menjadikan ikhlas sebagai bidikan hidup tidak akan mengurangi martabat kita sebagai manusia, karena inilah yang sangat disukai oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ikhlas yang diperagakan oleh Ana dalam novel ini sebenarnya belum sepenuhnya ikhlas karena Tuhan karena ia masih memikirkan dan mengharapkan lelaki lain, hal ini ia tunjukkan dengan langsung meminta cerai kepada sang suami tanpa meminta kejelasan yang logis akan hal tersebut. Boleh jadi di awal cerita Ana menjadikan dia wanita yang sangat ikhlas dalam menerima semuanya, akan tetapi disaat cerita klimaks dan memasuki tahap penyelesaian ia mulai mengurai kadar keikhlasannya akan nasib yang ia terima, ia mencoba untuk merubah itu semua dengan meminta cerai kepada sang suami pada saat itu juga, tanpa memikirkan perasaan sang suami.
Apakah ini keikhlsan hati seorang wanita solehah?, hanya Tuhan yang tahu dari sisi kemanusian, Ana pun belum bisa dikatakan tepat dalam mengambil keputusan cerai tersebut, karena belum menemui bukti yang kongkrit dan otentik atas apa yang ia ketahui itu. Ending cerita yang menyatukan Azzam dan Ana juga menampakan bahwa hati Ana belum benar-benar ikhlas disaat dahulu dia menikah. Sebaiknya tokoh ini dan cerita untuk mencapai keikhlasan yang kita bahas dalam novel ini memberikan kesempatan-kesempatan pada suaminya terlebih dahulu untuk memberikan penjelasan. Hal ini dimaksudkan agar semua masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus dengan jalan perceraian. Ini juga bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharamkan perceraian suami istri yang telah terikat tali pernikahan.
Memang benar Ana merasa sangat dizalimi dengan tingkah suaminya yang belum tentu kebenarannya. Tapi apakah pantas suami langsung diadili dengan tidak ada sedikit pertimbangan rasa cinta yang mungkin sedang dipertanyakan pada hati kecil Ana saat mengambil keputusan itu.
Akan tetapi itulah kodrat manusia di bumi ini, diciptakan oleh sang pencipta tidak ada yang sempurna, dimasudnya agar manusia memperbaiki diri mereka yang hina ini dimuka bumi yang dimiliki mutlak oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup yang lebih kekal di dunia selain bumi ini, dan kita ingat di bumi yang fana ini tidak ada yang abadi.
Ana yang digambarkan begitu sempurna di awal cerita sebagai anak Kiyai yang solehah, taat beribadah bahkan kelihatan tanpa cela sedikitpun pada akhlaknya, ternyata menyimpan keburukan dalam mengambil keputusan penting dalam hidupnya tersebut. Klimak yang dimainkan oleh Ana penuh dengan luapan emosi yang tidak bisa ia kontrol dengan baik, sehingga terjadi suatu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allh swt.
Ana bukannya tidak tahu dan tidak punya ilmu akan hal ini, seperti yang dilukiskan dalam cerita, Ana adalah sarjana disalah satu universitas terbaik di negeri yang terbaik pula, bahkan menjadi yang terbaik diantara yang terbaik dikalangan kampus dimana ia menuntut ilmu yang berguna bagi hidupnya kelak itu. Akan tetapi itulah manusia yang diciptakan Tuhan yang tidak akan pernah menjadi sempurna, karena kesempurnaan ini adalah mutlak milik Allah swt, Tuhan yang memberi kita semua kehidupan, dan pemilik tunggal akan bumi yang begitu fana.
Seandainya hal ini terjadi pada kehidupan yang nyata, alangkah bisanya kita mengambil contoh dari cerita tersebut, Ana yang dianggab sudah sangat bisa mengarungi hidup ini ternyata masih mempunyai celah. Celah yang membawanya jurang kehancurannya sendiri, apalagi kita yang dianggab bukan siapa-siapa ini tidak seharusnya kita cepat berbangga dengan apa yang telah kita capai saat ini, tidak akan rugi adanya bila kita terus berbenah pada saat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita semua, isi bekal sebanyak-banyaknya yang mungkin akan berguna bagi kita dikehidupan kelak yang akan abadi selama-lamanya.
Ana yang yang dihadapkan diantara dua pilihan juga sangat sulit mengendalikan emosinya pada saat-saat tertentu, semua itu juga tidak terlepas dari faktor keikhlasan yang belum sepenuhnya ia kuasai dalam dirinya. Seandainya dia bisa sedikit lebih tenang kemungkinan ia akan menjadi tokoh wanita yang sangat sempurna dalam novel yang telah mendapatkan berbagi penghargaaan dari berbagai kalangan di Indonesia bagi para penggemar novel ini.
Tidak menutup peluang hal ini terjdi karena ego Ana yang masih besar terhadap Azzam, rasa cinta pada pandangan pertama yang menusuk mereka berdua mengaburkan semua ilmu yang selama ini mereka tuntut dan mereka pelajari secara seksama. Jadi bagi kita dikehidupan nyata tidak seharusnya mengkedepankan sifat ego kita tidak hanya dibidang percintaan juga mencakup semua aspek yang kita jalani selama ini.
Pahami essai ini sebagai bahan pertimbangan dalam menjalani hidup, semoga bermanfaat bagi kita baik di dunia dan akhirat yang akan segera kita jalani bersama-sama.

             Profil Penulis:

Jerry Syamarta terlahir di Padang 1 Maret 1991, anak pertama dari dua bersaudara, ia sangat mengagumi Ketika Cinta Bertasbih karena disana sangat menggambarkan intimidasi perasaan perempuan yang keikhlasannya mulai terkikis oleh beberapa faktor yang berada pada cerita ini. Jerry mempunyai pergaulan yang sangat indah, yang saat ini mempunyai teman-teman yang indah yang sudah seperti keluarga sendiri.

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog