MENGUPAS
KISAH CINTA SEGITIGA
Oleh Marliza
KRITIK sastra dapat
diartikan sebagai salah satu objek sastra yang melakukan analisis penafsiran
atau penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni. Di sini kita tauh
kritik itu adalah analisis untuk menilai suatu karya, dan juga memiliki tujuan
yang hendak kita capai. Tujuan yang sebenarnya adalah bukan untuk menunjukan
keunggulan ataupun kelemahan benar atau salah sebuah karya sastra dipandang
dari sudut tertentu tetapi tujuan akhirnya mendorong sastrawan untuk mencapai
penciptaan sastra tertinggi mungkin juga mendorong pembaca untuk
mengapresiasikan karya sastra lebih baik.
“Cinta adalah kekuatan yang mampu merubah duri
menjadi mawar, mengubah cuka menjadi anggur, mengubah sedih menjadi ria,
merubah amarah menjadi ramah,merubah musibah menjadi muhibah” itulah
cuplikan-cuplikan puisi yang cukup indah dan bagus di dalam karya Habiburahim El
Shirazy yang diangkat dari novel ini mengisahkan kehidupan seorang laki-laki
yang cukup ganteng dan mempunyai kepribadian baik anaknya gigih,
rajin, dan selalu
berbuat baik dan pantas dijadikan contoh
oleh kaum Adam, dengan kerajinan dan kepintarannya dia mendapatkan beasiswa
dari Indonesia ke Kairo disalah satu universitas Al Azhar dengan perjuanganya
yang besar akhirnya ia mendapat beasiswa itu.
Dari situ kita
dapat melihat seorang pemuda yang cukup tanguh dan rajin walaupun seorang
ayahnya sudah meninggal diwaktu azam kuliah di Kairo sehingga Azzam membuka
usaha baru untuk menghidupkan Mama dan adik-adiknya sambil buka usaha jualan
bakso dan tempe goreng
disalah satu tempat di KBRI Kairo.
Sungguh
perjuangan yang sangat mengguga hati sehingga akhirnya dia berhasil juga menamatkan S1-nya di Kairo di dalam
cerita ini pengarang sangat pandai sekali menarik dan membuat pembaca menjadi
penasaran karena pengarang sangat pandai membuat cerita menjadi sedih sehingga
pembaca menjadi terbawa larut dalam kesedihanya dan saat itu pembaca berpendapat
bahwa Azzam lah laki-laki yang kuat, dan rajin juga sangat patuh pada orang
tuanya sungguh menakjubkan sekali seorang pengarang pandai membawa pembaca
dalam ceritanya sehingga pembaca mengatakan itu adalah karya yang bagus dan
baru ia baca.
Di dalam karya Habiburahim
ini banyak mengupas tentang perjuangan hidup dan juga cinta dan cita-cita
karena semua itu berawal
dari perkenalan antara Azzam dengan Eliana. Eliana ini adalah sosok wanita yang
cantik dan baik hati, ia juga merupakan salah seorang mahasiswa dan juga
bintang pemain sinetron yang cukup handal dan kocak dan ditambah lagi dengan
wajah yang ayu manis menawan hati sehingga setiap orang yang melihatnya akan
merasakan terkagum-kagum kepadanya termasuk Azzam sendiri.
Tidak lama
kemudian dia juga berkenalan dgan seorang wanita yang bernama Ana. Ana ini adalah
seorang mahasiswa yang mengambil S2 di Kairo. Dia tidak kalah cantik dengan
artis yang terkenal itu yaitu Eliana, Ana ini juga salah seorang wanita anggun
yang memakai jilbab, wajahnya cukup ayu berbudi baik sopan, santun, lemah
lembut, penyayang kepada sesama dan juga patuh terhadap kedua orang tua dengan
kebaikannya dan bagaimana dia berbahasa sehingga orang banyak mengaguminya
termasuk dengan Azzam sendiri dengan kekaguman itu membuat dia penasaran dan
ingin mencari tahu keberadaan Ana itu sendiri.
Perkenalan ini
berawal dari Azzam yang menaiki bus dan di dalam bus tersebut Ana melihat laki
laki yang begitu gagah dan berwibawa sehingga tersentuh keingginan Ana itu
sendiri untuk ingin mengenal orang disampingnya,dan ana langsung bertanya
kepada Azzam hal yang pertama dilakukan Ana dalam perkenalan tersebut yaitu
menanyakan Azzam ini asli mana dan kemudian barulah Ana ini menanyakan nama
Azzam diwaktu ia menolong salah seorang teman yang baru mendapat musibah yaitu
dompetnya ketinggalan di bus yang ditumpanginya yang kemudian ditolong oleh
Azzam, setelah dompet itu kembali lagi dan pertolongan itu selesai Azzam langsung
pamitan kepada wanita berjilbab berdua didepannya yaitu salah satunya Ana dengan
tergesa-gesa, Ana menanyakan namanya Azzam dan Azzam pun menjawab bahwa namanya
adalah Abdullah sambil sambil masuk ke dalam mobil dan kemudian melaju
meningalkan pergi.
Dari pertemuan tersebut membuat dua orang yang berlawanan
jenis itu menaruh penasaran rasa ingin ditemukan kembali, dan tidak lama
kemudian insan berdua ini ketemu juga disaat Furqon menyelesaikan tugas
akhirnya yang berawal dari seminar, diwaktu itu Ana membawa acara dari
seminarnya Furqon.
Furqon ini
adalah salah seorang dari mahasiswa dari Indonesia yang kuliah di Kairo yang
tidak lain lagi dan tidak asing lagi dikenal oleh Azzam yaitu teman akrabnya
sendiri. Furqon ini adalah salah seorang keturunan yang kaya, ganteng dan juga
baik hati, tetapi sifatnya agak sombong. Di
sinilah muncul saingan dari Azzam untuk mendapatkan salah seorang wanita yang
diidam-idamkannya dan dikagum-kaguminya selama ini dan membuat Azzam penasaran
itu belum terbongkar sampai disini.
Dari sini
terlihat sekali sepertinya Azzam akan tersaingi oleh Furqon, dan akan lebih
begitu susah mendekati wanita cantik itu disini terlihat sekali bahwa cinta
segitiga akan menghalanginya untuk bersatu antara Azzam dengan Ana ini ditambah
lagi dengan kehadiran wanita cantik yang dan tidak kalah juga cantiknya dengan Ana
yaitu Eliana adalah merupakan saingan yang cukup berat juga bagi Ana untuk
mendapatkan cinta Azzam.
Setelah Ana dan
Furqon menamatkan, Furqon kuliahnya dia langsung melamar wanita cantik itu
yaitu Ana, sepertinya Ana akan mengakhiri kelajangannya sebagai seorang
istri nantinya ia akan mendampingi Furqon dalam suka maupun duka. Surat undangan
akan disebarkan dan Ana pun pergi ke rumah salah seorang temannya yang cukup dikenal baik oleh Ana
yaitu Husnah adalah salah seorang dari adik Azzam itu sendiri, bertepatan
dengan kepulangan Azzam setelah menyelesaikan perkuliahan di Kairo.
Disaat itu Azzam lagi berkumpul
dengan keluarganya
yang sedang menikmati makanan di meja makan, dan tidak lupa juga dengan
kehadiran Eliana yang makan bersama keluarganya Azzam yang semakin semarak dan
mengebuh dengan api cemburu yang terbesit dihati Ana dan juga hati Azzam, karena mendengar bahwa Ana seminggu
lagi akan menikah dengan salah seorang yang bernama Furqon membuat suasana
menjadi panas menjadi konflik batin tersendiri bagi mereka berdua, termasuk
juga dengan Eliana sendiri memiliki kecemburuan kepada Ana dengan Azzam tetapi
kecemburuan itu pudar seketika disaat Ana mengatakan bahwa ia akan nenikah satu
minggu lagi dengan Furqon, dan kebetulan sekali Eliana ini juga sangat
mengenali Furqon.
Hingga akhirnya
datang waktu yang sangat dituggu-tunggu yaitu pernikahan antara Furqon dengan Ana berlangsun dan
Azzam menerima hal tersebut
dengan lapang dada dan memberi pengucapan kata selamat untuk Ana walaupun
didalam hati terasa teriris perih memang kalau seseorang yang kita intai pergi
meniggalkan kita dan menikah dengan orang lain apalagi dengan sahabat sendiri
terasa luka yang sangat teriris mendalam, siapapun orang yang menghadapi
situasi seperti ini dia akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan
Azzam, pasti jarang sekali orang yang memperjuangkan cinta yang terpendam
seperti Azzam yang belum sempat untuk diungkapkan.
Setelah itu
Furqon hidup bersama Ana sebagai pasangan suami istri walaupun akhirnya rumah
tangga Ana dan Furqon kandas juga karena Furqon tidak bisa menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami karena
dia menderita
penyakit yang sangat menular dan bisa
membunuh hingga akhirnya perceraian menghadang pernikahan mereka. Sehingga tidak
bisa lagi dipertahankan, walapun mereka berdua tersebut ingin sekali mempertahankan rumah
tangga mereka tetapi tidak ada jalan celah sama sekali untuk mempertahankan rumah tangga mereka
dan dapat kita amati di dalam kehidupan sehari-hari siapapun sebagai Ana, atau
wanita seperti Ana juga tidak akan sanggup menerima kalau suaminya menghadapi
penyakit yang berbahaya bahkan penyakit itu adalah penyakit yang sangat dibenci oleh kaum
muslim, ditambah
lagi dengan Ana ini adalah wanita yang agak sempurna didalam menghadapi
kehidupan dia sangat mematuhi ajaran agama bahkan mendengar bahwa Furqon
mengakui bahwa ia kena penyakit HIV membuat Ana sedih dan menangis.
Setelah Ana dan
Furqon resmi bercerai
mereka pulang kerumah orang tua masing-masing dan pada akhirnya Azzam melamar
Ana juga diwaktu itu Azzam sudah putus asa karena wanita-wanita yang selama ini
banyak sekali
menginginkannya ternyata hal yang dirancang semacam pernikahan tersebut belum juga diraihnya
bahkan hingga akhirnya merenggut
nyawa ibunya sekalipun
tetapi jodoh yang dilamarnya tersebut tidak berhasil, hingga akhirnya dia meminta
tolong carikan jodoh kepada salah seorang pemimpin madrasah yang tidak lain
yaitu ayah Ana sendiri.
Hingga pada
akhirnya Azzam mau dinikahi kepada siapa saja orang yang terbaik menurut
ayahnya Ana, bahkan
pada akhirnya ayah Ana pun
tidak mau mencarikan jodoh untuk Azzam, tetapi karena ayahnya
Ana sangat kasian kepada Azzam hingga akhirnya ayah Ana mejodohkan Azzam dengan
Ana. Pernikahan tersebut
hingga akhirnya dilaksanakan juga dan
Ana sangat merasakan senang sekali dengan pernikahan tersebut karena laki-laki
yang dinikahinya itu adalah orang yang benar-benar dia cintai dan dia sayangi
semenjak perkenalan diwaktu di bus tersebut Ana juga telah menaruh hati kepada
Azzam.
Bahkan begitu
juga dengan Azzam sendiri sangat senang sekali menerima Ana sebagai istrinya, kalau dilihat dari cerita ini sanggat tidak mungkin sekali orang yang sudah menikah
duluan hingga akhirnya bercerai dan kembali lagi dengan cintanya orang yang
sangat ia sayangi akhirnya bersatu juga, walaupun banyak
tantangan dan hambatan dan juga rintangan beserta lika-liku hidup yang
dijalaninya. Memang
benar kata orang kalau jodoh itu tidak akan pernah lari kemana. Jodoh itu tidak
perlu dicari tetapi berusaha untuk mendapatkannya, bahkan kemanapun kita
pergi mencari jodoh ke ujung dunia pun juga tidak bakalan ketemu, kalau tidak
memperjuangkan cinta yang ada dihati kita.
Sungguh cerita yang bagus sekali dalam karya Habiburahim ini yang bisa
kita contoh di dalam kehidupan sehari-hari dan bisa kita jadi pelajaran yang baik
dalam mencari pasangan hidup dan tuladan yang baik bagi kita baik itu laki-laki
maupun perempuan dengan karya-karya Habiburrahim ini membuat orang jadi
penasaran dan ingin sekali menjadi pengarang seperti dia, bahkan menarik pembaca
untuk berkarya.
Profil Penulis:
Nama :
Marliza
NIM/BP : 04470/ 2008
Jurusan :
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
TTL : 07 Oktober 1989
Alamat : Jalan Pontianak Nomor 5 Siteba
Hobi : Mikir
0 Komentar:
Posting Komentar