Jumat, 16 Desember 2011

Puisi Tentang Rendang


RENDANG SANG JARGON PADANG

Aku teringat…
Cita rasa yang menempel di lidah
Kelembutan sang umbi tanah yang menggugah selera
Hitam pekat tanah humus
Makin hitam, makin menggoda
Kenikmatan tiada tara
Sekilas pandang, jantung pun merekah
Sungguh…
Bayangan menari-nari di pelupuk mata
Membuat jiwa tuk rasakan
Lagi…
Lagi…
Lagi dan lagi…

Siapa sangka?
Rendang padang buatan tangan
Malaikat-malaikat penikmat rasa
Tinggalkan cerita suka
Kuatkan daya khayal
Buat rindu lambung-lambung yang kian terseok-seok
Inginkan rending si hitam legam

Ini tak mudah…
Rending sang jargon Padang
Di buru-buru kian membara
Lambung-lambung kelaparan merajalela
Hasrat hati ingin ke Padang
Tuk penuhi nafsu sang biduan

Rasa…
Kelezatan…
Kenikmatan tiada tara
Mengendap di seluruh jiwa
Membara bak si jago merah
Membutakan selera kuliner tak beharga
Bersaing tuk nikmati
Kuliner surga rasa
Rendang hitam legam
Sang jargon Padang 



Puisi Ini termasuk dalam 75 besar dalam Lomba Cipta Puisi oleh SMA Don Bosco Kota Padang di http://padangdalampuisi.blogspot.com dengan tema "Kado untuk Kota Padangku Tercinta".


Profil Pernulis:
NOVITA EFENDI, lahir di Batusangkar, 1 November 1990. Mulai menulis ketika masuk perguruan tinggi. Terinspirasi dari dosen-dosen bahasa yang selalu mengungkapkan bahwa “Tulisan adalah Rasa”. Awalnya menulis puisi hanya untuk tugas mata kuliah, akhirnya merambah ke media massa. Puisi pertamanya muncul di media massaPadang Ekspres dengan judul “Ibu dan Sajadah” dan diikuti dengan judul-judul puisinya yang lain. Sekarang terinspirasi membuat puisi tentang kota Padang yang menyimpan sejuta kenangan. Di tengah padatnya jadwal kuliah dan aktivitas di dunia organisasi kampus.

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog