Selasa, 03 Januari 2012

Essay 42 (Kritik Sastra)



EMANSIPASI WANITA DALAM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
Oleh Juvrizal

NOVEL yang satu ini begitu mengharukan serta mampu membuat pembaca atau penonton ikut larut dalam rangkaian cerita yang disuguhkan oleh Hanung Bratmantyo yang berjudul perempuan Berkalung Sorban tentang perjuangan muslimah. Membaca novel ini membuat pembaca jadi penasaran lalu kemudian ingin menonton atau menyaksikan filmnya supaya pembaca lebih tahu jalan ceritanya dan adegan yang dibawakan oleh penokohannya. Di dalam isi cerita hal yang terjadi yaitu tentang seorang perempuan yang ingin dapat kebebasannya, tetapi tidak disetujui. Kemauannya itu ditentang oleh keluarganya sendiri misalnya saja ketika Annisa kecil dipilih menjadi ketua kelas, Kyai Hanan secara tidak langsung mengganti Annisa dengan murid laki-laki, juga ketika Annisa ingin belajar naik kuda layaknya laki-laki. Annisa selalu diajarkan bagaimana menjadi wanita yang bisa melayani laki-laki sehingga Annisa berpikir bahwa wanita sama sekali tidak mempunyai kebebasan layaknya seorang laki-laki.
Pemikiran ini semakin nyata ketika Annisa mendapatkan beasiswa kuliah ke Yogyakarta, lagi-lagi Kyai Hanan melarang Annisa dengan alasan tidak boleh wanita pergi keluar rumah tanpa ditemani muhrimnya. Lagi-lagi Annisa hanya bisa pasrah karena Kyai Hanan selalu menggunakan dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun Hadist untuk memperkuat alasannya.
Sebenarnya ada seorang laki-laki yang selalu menghibur Annisa ketika ia sedih, laki-laki yang bernama Khudori (Oki Antara) yang masih merupakan kerabat Kyai Hanan ini ternyata lebih bijak menyikapi Annisa karena kedekatannya itulah maka timbul benih cinta antara Khudri dan Annisa. Tetapi Khudori kemudian benih cinta itu dengan pergi ke Kairo.
Sementara itu disaat penentuan jodohpun selalu diatur oleh orang tuanya sendiri, Annisa sudah ada pilihan hatinya Khudori, tapi rasa itu tidak diungkapkan Khudori, sebab Khudori ingin meraih cita-cita, kisah percintaannya itu selalu terombang-ambing. Ayah Annisa pun menjodohkan Annisa dengan pilihan Kyai Hanan yang bernama Samsudin (Reza Rahadian) anak seorang Kyai yang mempunyai pondok pesantren Salifiah besar di Jawa Timur. Ternyata Annisa tidak dapat kebahagiaan ketika bersama Samsudin yang ternyata adalah seorang yang bersifat kasar. Bahkan Annisa korban poligami yang dilakukan Samsudin.
Annisa sangat terpukul dengan perlakukan Samsudin ia ingin bebas dari cengkeraman rumah tangga yang penuh siksaan batin. Lalu dengan rasa iba dan sedih Annisa diam-diam menemui Khudori. Tetpai samsudin mengetahui hal tersebut, ketika Annisa bertemu diam-diam disuatu tempat hal tersebut diketahui oleh Samsudin. Samsudin pun memfitnah Khudori bahwa dia telah berzina dengan Annisa. Annisa dan Khudori diusir dari Pondok Pesantren. Hal ini menyebabkan Kyai Hanan sakit hingga akhirnya Kyai Hanan meninggal dunia.
Selanjutnya novel ini atau filmnya Perempuan Berkalung Sorban ini menceritakan tentang Annisa yang pergi belajar keYogyakarta setelah dia diusir dari pondok. Khudori sendiri tidak jelas berada dimana. Annisa mulai dengan kehidupan barunya dan mempunyai pekerjaan disamping sebagai penulis cerpen. Setelah beberapa lama menghilang, Khudori kembali muncul dihadapannya.
Rasa cinta itu timbul disaat Khudori bertemu Annisa. Khudori melamar Annisa. Pernikahan mereka berlangsung dan Annisa kembali ke pondok pesantren bersama dengan Khudori. Dipesantren mempunyai niat untuk mencoba membuat perpustakaan di Pondok Pesantren. Tetapi hal ini mendapatkan pertentangan keras dari kakak-kakak Annisa yang menjadi pengurus pesantren setelah meninggalnya Kyai Hanan. Lalu kemudian Annisa tetap ngotot ingin membuat perpustakaan di Pondok Pesantren. Tetapi Annisa akhirnya mengurungkan niat membuat perpustakaan ketika Khudori meninggal dalam sebuah kecelakaan. Annisa kembali ke Yogyakarta dan menjadi konsultan lembaga bantuan hukum khusus perempuan. Ternyata ada tiga santri yang kagum dengan Annisa dan menyusul Annisa ke Yogyakarta. Annisa kemudian kembali kepesantren dan berhasil mendapatkan pengakuan haknya dari kakak-kakaknya.
Pengembangan tokoh dalam tokoh sangat jelas beserta watak dan fisik yang dimilikinya. Terkadang pembaca  ikut marah, geram, kagum, semangat dan luapan emosi lainnya hadir melalui tokoh-tokoh yang diceritakan. Hanung Bratmantyo berusaha memaparkan tokoh-tokoh dalam cerita perempuan berkalung sorban ini, Hanung mencoba mengkritik pembatasan-pembatasan terhadap perempuan dalam agama Islam.
Ketegangan memuncak dialami tokoh Annisa ketika Annisa ingin melanjutkan cita-citanya tetapi ayahnya Kyai Hanan melarangnya, dan pada saat membina rumah tangga dengan Samsudin, Annisa diperlakkan oleh Samsudin rendah, kemudian pada saat Annisa ingin membuat sebuah perpustakaan di pesantren ayahnya malah ditentang oleh kakak-kakaknya.
Sebuah novel yang sarat dengan amant atas pelajaran. Pengarang mencoba memberikan pelajaran bagi setiap perempuan atas kebebasan hak-haknya yang direndahkan. Setiap kemauan anak yang bersifat positif, jangan dibedakan oleh jenis kelamin karena perempuan sudah diperjuangkan martabatnya oleh R.A Katini
Pengarang begitu teratur mengisahkan cerita ini, namun menarik untuk dibaca ceritanya. Penggambaran terhadap perjuangan seorang perempuan atas hak-haknya yang belum didapati. Pengarang berupaya memberi pencerahan baru pada pemikiran manusia yang masih suka menggangap kaum wanita rendah derajatnya.



RIWAYAT PENULIS
Juvrizal, dilahirkan di Ladang Panjang pada tanggal 10 juni 1988, sekarang sedang kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Padang. Riwayat pendidikan adalah SDN 01 Pasar Ladang Panjang, SMP N 01 Kecamatan Tigo Nagari, SMA N 01 Kecamatan Tigo Nagari. Alamat Jalan Lintas Padang Sawah Kumpulan.

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog