Sabtu, 17 Desember 2011

Essay 3 (Kritik Sastra)



MENGUNGKAPKAN MISTIS DIBALIK SOSIOLOGI MELAYU
DALAM “MARYAMAH KARPOV”
Oleh Rahmadani B

MAYARAKAT Melayu dikenal dengan masyarakat yang memiliki sifat ramah, mudah bergaul dengan orang lain. Masyarakat Melayu merupakan masyarakat yang memiliki  adat dan tradisi. Selain itu orang-orang Melayu juga teguh memegang adat dan tradisinya, meskipun pada masa sekarang ini adat dan tradisi tersebut sudah mulai pudar karena globalisasi. Selain keramahtamahan yang dimiliki masyarakat Melayu, dalam kehidupan sosialnya juga terdapat unsur-unsur mistis yang cukup besar pengaruhnya. Seperti yang terdapat  dalam “Maryamah Karpov” sebuah novel karya Andrea Hirata.

            Maryamah Karpov menceritakan kisah Ikal, seorang pemuda Melayu dari Belitung. Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi demi menemukan A Ling, seorang gadis yang merupakan cinta pertamanya. Apapun Ikal lakukan demi perempuan itu. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari meski tanda-tanda itu masih samar. Hingga akhirnya perjuangannya mencari A Ling membuahkan hasil. Ia menemukan gadis pujaan hatinya itu. Namun kisah ini berujung kekecewaan karena Ayah Ikal tidak menyetujui niatnya untuk melamar A Ling.
            Dalam kehidupan sosial masyarakat Melayu yang merupakan tema dalam kisah “Maryamah Karpov” terselip hal-hal mistis. Hal ini awalnya dapat dilihat dari kisah perjalanan tokoh (Ikal) dan Mahar dalam pencarian A Ling. Di dalamnya pengarang memaparkan bahwa tokoh Mahar merupakan tokoh yang identik dengan mistis. Mahar merupakan sahabat Ikal yang sejak SMP bercita-cita menjadi orang sakti. Cita-cita itu tidak pernah berubah. Mahar hanya suka sedikit bicara. Hal itu ia lakukan demi mendalami ilmu-ilmu gaib yang sedang dianutnya. Mahar mengikuti jejak idolanya yaitu Tuk Bayan Tula, seoprang dukun tersohor yang paling ditakuti.
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ( ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictonery Of Current English,1957:828).
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi dua yaitu mistik magis dan mistik biasa. Mistik Biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam mistik ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. Mistik magis putih dalam islam adalah contohnya ialah mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan mistik magis hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir.
Istilah mistik magis putih dan mistik magis hitam digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya. Orang menganggap mistik magis putih adalah mistik magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani dan Islam), sedangkan mistik magis hitam berasal dari luar agama itu. Dalam prakteknya keduanya memiliki kegiatan yang relatif sama, nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda. Kesamaan itu terlihat dari mistik magis putih menggunakan wirid, do’a sedangkan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi yang keduanya pada segi prakteknya sama.
Perbedaan terdapat dari segi filsafatnya. mistik magis putih selalu berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat, bersandar dan bergantung pada kekuatan setan dan roh jahat.
 Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih bisa dilihat dari segi epistemologi dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka disebut hitam.
Tokoh utama dalam novel ini mulai mengenal dan menyaksikan banyak hal-hal mistis dari Mahar dan tokoh lainnya yang menjadi bagian dari kisahnya. Awalnya pengarang memperkenalkan terlebuh dahulu cara pengobatan tradisional yang mengandung unsur mistis melalui tokoh. Seperti pada kutipan:
“A Put mendiagnosis sakit gigi dengan ujung paku di atas sepotong balok yang secara imajiner dianggapnya sebagi tekak manusia. Ia menggeser-geser ujung paku untuk mencari gigi yang sakit, jika pasiennya mengguk karena secar imajiner pula merasakan ujung paku itu mengenai giginya. A Put akan menghantam kepala paku dengan palu, keras dan byar! Sakit gigipun sirna. Tanpa perlu membuka tekak, bahkan tanpa disentuh secuil pun oleh A Put. Ajaib dan Magis.”(Maryamah Karpov: 162).
Dari pernyataan tersebut dapat diungkapkan pengarang  kepada pembaca bahwa kita bisa menilai bahwa pernyataan tersebut merupakan salah satu bentuk mistik magis putih, karena menurut ontologinya hal tersebut mengacu kepada kebaikan. Ia bisa menyembuhkan penyakit seseorang tanpa harus menyakiti orang tersebut.
Mistik merupakan suatu hal yang bisa dikatakan tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Tetapi ada juga sebagian besar dari masyarakat yang tidak mempercayai hal tersebut. Umumnya hal-hal yang berbau mistis tersebut dalam masyarakat awam earat kaitannya dalam dunia perdukunan. Di satu sisi perdukunan bisa terlihat positif karena bisa membantu seseorang dari penyakit. Namun di sisi lain hal tersebut merupakan hal yang dilarang dalam agama terutama Agama Islam, karena hal tersebut merupakan perbuatan syirik.
Lewat kutipan pada salah satu bagian novel, memberikan makna tersirat didalam suatu pernyataan tokoh. Penyakit yang diderita tokoh Nai bukan penyakit fisik semata, tetapi didalamnya terkandung kejadian atau peristiwa gaib. Mungkin pengarang bermaksud bahwa Tokoh Nai sakit karena serangan ilmu hitam seperti semacam guna-guna. Digambarkan pengarang dalam kutipan:
“Cerita Puniai, Nai mulai sakit ketika ketika menolak pinangan seorang lelaki Batuan yang bernama Tambok.” (Maryamah Karpov: 379).
Dari hal di atas kita bisa berpendapat bahwa sakit yang dialami tokoh, bisa terjadi karena mantra-mantra dan jampi bahkan pelet yang dikirimkan kepada seseorang. Dan kejadian itu bisa saja terjadi karena bantuan setan dan roh jahat. Disini pengarang terlihat ingin menjelaskan bahwa hal mistis yang dialami tokoh merupakan Mistik Magis Hitam. Tokoh menjadi menderita karena penyakit itu. Secara aksiologi atau penggunannya penyakit yang dideritanya itu kiriman dari seseorang yang menganut Mistik Magis Hitam karena digunakan untuk kejahatan.
Menurut saya dari kutipan tersebut secara tidak langsung pengarang ingin menggambarkan suatu kebiasaan masyarakat Melayu, bahwa kebencian kepada seseorang dibalaskan dengan cara halus. Seperti yang telah menjadi semboyan “Cinta ditolak Dukun bertindak”. Hal ini memang sering kita dengar terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seorang gadis menjadi gila karena menolak cinta seorang pemuda. Sebenarnya seseorang memiliki hak untuk suka atau tidak suka pada orang lain. Tetapi itulah manusia, jika ia merasa sakit hati segala cara akan dilakukan untuk membalaskan rasa sakitnya.
Kita lihat lagi kutipan berikut:
“Mahar merenggut kain hitam dari wajahku dengan depresi : jangan sembarangan! Ini bukan barang mainan! Lalu dengan gayanya yang khas, ia berlalu.” (Maryamah Karpov).
Dari sini dapat kita lihat dalam perdukunan menggunakan media-media yang berupa benda-benda yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis sehingga benda tersebut sangat memiliki arti yang dalam dunia orang-orang biasa benda tersebut tidak ada artinya.
Hal tersebut hampir sama dengan kutipan pernyataan di bawah ini:
“Mahar kembali mengeluarkan pernak-pernik yang lebih aneh, yaitu Tanduk Menjangan Gunung, Uban Kucing Pohon, Telur Pertama Penyu yang baru pertama kawin dan Kuku Lutung Putih yang masih perawan. Para peminat dunia gelap selalu terobsesi untuk memiliki benda-benda yang menurut mereka sangat makbul khasiatnya.”
Pengarang mengungkapkan bagian-bagian mistik yang seperti dalam dunia perdukunan, pengarang memaparkan tentang benda-benda yang biasa digunakan sebagai media dalam perdukunan. Para peminat dunia gelap menganggap benda tersebut keramat karena dipercaya mampu menangkal serangan ilmu hitam lainnya.
“Bulu kudukku berdiri. Sihir dari dukun manapun, tidak akan mampu menyeberangi laut. Adakah orang yang sesakti itu? Inikah alasan La’ani takut? Seharusnya aku pulang saja seperti sarannya, melupakan Batuan, melupakan A Ling.” ( Maryamah Karpov: 225).
Disini terlihat tokoh sebagai orang melayu takut dan tidak mau berurusan dengan orang yang memiliki ilmu hitam dan tingkat kesaktiannya tinggi. Ini membuktikan bahwa tokoh La’ani merupakan orang awam yang tidak menganut paham-paham mistis terutama mistis magis hitam. Jika dikaitkan dengan Islam hal tersebut merupakan suatu perbuatan syirik. Disini tokoh takut kepada seseorang yang memiliki kesaktian tinggi. Dan itu sama saja dengan menduakan Tuhan karena Ia takut kepada makhluk selain Tuhan yang berarti suatu perbuatan syirik.
Terlepas dari semua yang telah diuraikan, pengarang tidak berpendapat membenarkan hal-hal perdukunan maupun ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan mistis. Pengarang juga menyampaikan hal-hal yang bersifat kontra terhadap mistis. Seperti dalam pernyataan tokoh:
“Ia kembali mengimbau, membujuk, mengajak, menggertak, sampai mengancam agar aku mengunjungi klinik Dokter Diaz demi mengakhiri masa jahiliyah perdukunan gigi di Kampung.”
Pengarang mengajak untuk berpikir rasional dan tidak boleh terlalu larut berhubungan dengan hal gaib. Disini bukan berarti pengarang melarang mempercayai hal-hal gaib. Tapi pengarang menyatakan bahwa hidup itu harus dijalani secara rasional.
Dalam novel ini terlihat pengarang mulai memperkenalkan atau mengungkapkan beberapa hal yang menyangkut mistis. Tetapi pengarang tidak begitu fokus membahas kedudukan atau manfaat semua hal yang berhubungan dengan mistis tersebut dalam kehidupan masyarakat.
Materi tentang mistik serba abstrak artinya tidak konkrit, misalnya tentang Tuhan (paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam dibalik alam dunia dan lain-lain (paham mistik non-keagamaan). Dalam “Maryamah Karpov” materi tentang mistik yang dijelaskan pengarang lebih kepada hal tentang keruhanian,alam dibalik alam dunia (alam gaib).

Profil Penulis:
Nama               : Rahmadani. B
NIM/BP            : 00111/2008
TTL                 : Talu, 22 April 1990
Jurusan            : Bahasa dan Sastra Indonesia dan
                    Daerah
Alamat              : Jl. Murai Dalam No.7 Air Tawar,
Padang 

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog