GEJOLAK
ASA SANG PEMIMPI
Oleh Nelly
Afrianti
NOVEL Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata merupakan novel kedua dari Tetralogi Laskar Pelangi. Sang pemimpi
adalah sebuah nyanyian kehidupan yang penuh dengan cinta, harapan, impian dan
pengorbanan. Buaian kisahnya yang memesona akan membuat pembaca memiliki
kekuatan untuk membangun sebuah mimpi, harapan, dan asa yang meluap-luap untuk
diwujudkan dan akan berjuang dengan sekuat tenaga walaupun jalan yang ditempuh
penuh dengan aral dan rintangan. Membaca Sang Pemimpi ini membuat kita juga
berani bermimpi seperti tokoh-tokoh yang diceritakan di dalamnya. Keberanian
yang selama ini tidak kita miliki. Keberanian yang selama ini terhimpit oleh
keadaan sosial maupun ekonomi. Impian yang tenggelam bersama kemiskinan.
Andrea Hirata
dengan lantunan kisah-kisahnya dan kata-kata indah yang dipilihnya membuat kita
percaya kepada kekuatan Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha
Mendengarkan. Percaya akan adanya suatu kekuatan yang dapat mengubah keadaan.
Suatu kekuatan yang dapat memutarbalikkan nasib seseorang. Dzat yang Maha
Mendengarkan setiap impian dan doa. Dzat yang maha melihat segala usaha dan
upaya yang telah dilakukan oleh umat-Nya. Apabila Dia berhendak, maka hanya
dengan satu kata Kun fayakun (jadi,
maka terjadilah) segala sesuatu yang tidak mungkin terjadi dengan kuasanya akan
dapat terjadi.
Setiap mimpi
akan terwujud menjadi nyata, apabila disertai dengan usaha dan do’a. Manusia
hanya bisa berusaha dan berdo’a, sementara Tuhan dapat berbuat sekehendak-Nya.
Apabila kita telah berusaha, maka hasilnya diserahkan kepada Sang pencipta.
Suatu saat segala daya dan upaya yang telah dilakukan akan berbuah sebesar
upaya yang telah dilakukan.
Sang Pemimpi
akan membawa pembaca menjelajahi sudut-sudut pemikiran dan membuat Anda
menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, harmoni kehidupan, rasa cinta,
indahnya persahabatan, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan
yang mengharu biru. Sang Pemimpi
dapat mengubah cara pandang pembaca tentang hidup, tentang kebahagiaan yang
sesungguhnya, dan indahnya persahabatan yang terjalin antara anak manusia.
Novel ini membuka mata kita untuk melihat kebahagiaan tidak hanya dari sudut
pandang limpahan materi, tetapi bahagia dari hal-hal sederhana yang terlupakan
selama ini. Kebahagiaan yang indah bersama orang-orang yang dicintai dan
kebersamaan dalam menghadapi aral dan rintangan dalam hidup. Bahagia yang terungkap
dalam ketegaran hidup di tengah kemiskinan yang menggelayuti setiap detik hidup
tokoh-tokoh utama novel Sang Pemimpi ini.
Hidup penuh
dengan lika-liku. Jalan hidup yang dilalui tidak selalu lurus, pasti ada
kerikil tajam yang menghalangi, dan tanjakan yang harus didaki, serta belokan
tajam yang curam yang perlu diwaspadai. Adakalanya manusia itu merasakan
kebahagiaan yang meluap-luap hingga memenuhi rongga dada, lain kali rasa sedih
melanda menyesakkan jiwa. Semua itu
adalah warna-warni kehidupan yang dilalui setiap manusia.
Sang Pemimpi
mengangkat kisah tentang perjuangan anak manusia dalam meraih impiannya. Impian, sebuah kata yang
memiliki arti yang sama dengan angan-angan. Suatu hal yang belum tentu akan
terwujud. Sesuatu yang masih abstrak, namun memberikan kekuatan dan harapan
bagi orang yang memiliki impian itu. Bagi sebagian besar orang, impian bagaikan
mimpi di siang bolong. Mimpi yang indah, membuai, memabukkan, tetapi akan
hilang begitu saja setelah terbangun dari tidur. Menguap tanpa meninggalkan
bekas apapun. Bahkan lebih parah lagi, sebagian orang terutama orang-orang yang
memiliki ekonomi rendah atau yang selalu dihimpit kemiskinan tidak berani untuk
bermimpi. Mereka takut bermimpi. Menurut mereka mengharapkan sesuatu yang belum
tentu terjadi itu hanya buang-buang waktu saja. Mereka tidak ingat bahwa setiap
impian itu akan terwujud asalkan ada usaha untuk mewujudkannya dan berkorban
untuk impian itu.
Kadang kita
ingin bertanya, mengapa seseorang bisa berhasil, sukses dan memiliki masa depan
yang gemilang? Sementara disisi lain, ada juga yang mengalami kejadian sebaliknya.
Penuh kesengsaraan, jungkir
balik tak tentu arah serta berbagai kejadian lainnya. Yang menjelaskan itu
semua adalah pengorbanan. Seberapa besar pengorbanan yang kita lakukan untuk
sesuatu yang kita yakini dan impikan, maka sebesar itu pula hasil yang akan
kita terima nanti. Semakin besar kita berkorban, maka semakin besar pula dampak
yang akan kita terima nanti. Kunci pertumbuhan yang berkesinambungan adalah
pengorbanan dan usaha yang dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut.
Pengorbananlah
yang menentukan hasil dari usaha yang kita lakukan. Pengorbanan, itulah yang
dilakukan oleh Arai dan Ikal yang menjadi tokoh cerita novel ini. Jangan pernah
menganggap bahwa impian hanya akan menjadi mimpi belaka. Beranilah bermimpi dan
beranilah berjuang untuk meraih impian itu. Demi hidup lebih baik dan
mewujudkan impian dan cita-cita, berkorbanlah, berjuanglah, berusahalah.
Berjuanglah demi hidup dan untuk mendapatkan kehidupan.
Sang Pemimpi
menceritakan bagaimana perjuangan Ikal (nama panggilan Andrea Hirata waktu
kecil) dengan saudara sepupunya Arai serta sahabatnya Jimbron untuk bisa
sekolah, dengan setting cerita saat mereka sudah SMA. Mereka harus membiayai
sendiri sekolah mereka dengan menjadi kuli pengangkut ikan dari jam 2 pagi
hari, dan dengan bau yang masih amis karena hanya dibersihkan seadanya, mereka
harus segera ke sekolah dengan berlari kencang, supaya tidak terlambat. Namun,
walaupun kondisinya seperti itu, Ikal dan Arai berani bermimpi untuk bisa
kuliah di Sorbonne, universitas terkenal di Perancis.
Sang Pemimpi
mengajarkan kita tentang arti persahabatan, kesetiaan dan cinta. Persahabatan
yang tumbuh diantara tokoh-tokoh utama novel ini sangat kuat. Mereka mau berkorban
apa saja untuk membuat sahabatnya bahagia. Persahabatan mereka tidak dapat
dipisahkan oleh apapun. Mereka menunjukkan kesetiaan yang tidak tergoyahkan dan
penuh cinta terhadap orang tua, teman, dan orang-orang disekeliling mereka.
Selain itu, Sang
Pemimpi mengajarkan kita tentang arti ketulusan. Tulus dalam membantu saudara,
teman, dan orang lain. Sebuah pelajaran yang diberikan melalui sosok anak kecil
yang rela membobol tabungan mereka yang telah dikumpulkan susah payah demi
menolong saudaranya yang sedang kesulitan uang. Mereka menolong orang lain,
sementara mereka juga tidak lebih beruntung dari orang yang mereka tolong. Ketulusan inilah yang kurang kita miliki
sekarang ini. Keinginan untuk membantu orang lain yang lebih lemah, sementara
kita cukup kuat untuk membantu mereka yang lemah itu.
Cerita Sang
Pemimpi tampak lucu dan membuat pembaca tertawa oleh tingkah polah tokoh-tokoh
utamanya pada awalnya, sebagaimana halnya kehidupan remaja pada umumnya.
Tokoh-tokoh dalam novel ini seringkali mengalami hal-hal yang seru, menantang,
dan bahkan terkesan nakal. Namun karakter-karakter mereka mampu menguasai
pembaca. Kejadian-kejadian sederhana dapat membangkitkan rasa humor yang halus
tetapi memiliki arti filosofis. Arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang
membelit dan cita-cita yang gagah berani akan membuat kita terpesona akan
kegigihan mereka.
Kesederhanaan
dan perjuangan yang mereka tampilkan membuat kita mengaca ke dalam diri sendiri
dengan penuh pengharapan dan menolak semua keputusasaan dan ketidakberdayaan kita selama
ini. Perjuangan mereka membangkitkan semangat kita untuk keluar dari kubang
keputusasaan dan tegak dari ketidakberdayaan kita merajut mimpi selama ini.
Mereka hidup dalam kekurangan, tapi selalu saling membantu, dan tetap memegang
mimpi, karena hanya dengan punya mimpilah mereka tetap semangat untuk
maju dan meraihnya. Sementara itu, akankah kita kalah dari mereka? Jawabnya
tentu tidak.
Kata-kata Andrea
Hirata berhasil menyihir pembaca. Cara penyampaiannya sangat cerdas dan menyentuh.
Tuturannya mengalir, menyentuh, mencerahkan, menggelikan membidik pusat
kesadaran, namun jauh dari dari sifat menggurui. Bahasa yang digunakannya
sangat indah dan dengan mudah membuat pembaca mengerti dengan maksud yang ingin
disampaikan. Kata-kata yang dirangkainya sangat mudah dipahami dan tidak
berbelit-belit. Bahasa yang digunakan dalam Sang
Pemimpi sangat ringan dan sederhana.
Ceritanya mengalir dan seru sehingga pembaca selalu berkeinginan untuk
melanjutkan bacaannya tanpa ada keinginan untuk berhenti. Cara penyampaiannya
membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan dari kisah yang dialami oleh
tokoh-tokoh dalam novel ini. Hal ini sangat berbeda dengan bahasa yang
digunakan pada karya sastra yang lainnya. Pada umumnya, karya sastra memiliki kata-kata
yang tinggi dan sulit dimengerti sehingga pembaca bosan dan tidak memahami
maksud dari cerita tersebut.
Selain itu
Andrea Hirata memberikan kejutan-kejutan baru yang sangat menggelikan dan dapat
membuat pembaca tertawa terpingkal-pingkal oleh kata-katanya. Andrea membuat penerobosan baru dalam
mengelompokkan beberapa jenis penyakit gila masyarakat yang membuat pembaca
tertawa dengan ide kreatifnya. Andrea dengan gaya yang lucu membuat urutan
penyakit gila masyarakat yang tidak pernah terpikirkan oleh kita selama ini.
Misalnya, Andrea Hirata mengatakan bahwa tukang gosip adalah sakit gila nomor
18: kecanduan sensasi. Contoh lainnya, Jimbron dikatakan terkena penyakit gila
nomor 14 karena terobsesi pada kuda. Suatu penemuan baru yang menggelitik dan memiliki
rasa humoris yang tinggi.
Sang Pemimpi
merupakan novel yang berpengaruh dalam dunia pendidikan. Novel ini mendobrak
gaya pendidikan saat ini. Di dalamnya terpampang dengan jelas gaya pendidikan
yang keras, disiplin, dan ketat, namun efeksif dan efisien dalam mendidik anak
bangsa sehingga menciptakan kualitas manusia yang sangat bagus. Sang Pemimpi
membeberkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru dalam
mendedikasikan dirinya sebagai pendidik. Seorang pendidik harus mampu menarik
perhatian peserta didiknya, ikhlas dalam mengajar dan memberikan kenyamanan
bagi mereka dalam menerima pembelajaran. Selain itu, seorang pendidik harus
mampu memberikan motivasi dan membangkitkan semangat peserta didik.
Novel ini
memberikan pengajaran bagi guru dalam menempatkan dirinya sebagai seorang
pendidik. Seorang pendidik harus memiliki keikhlasan dalam mengajar dan mampu
membuat peserta didiknya memiliki keinginan untuk bermimpi, serta membangun
mimpi mereka. Seorang pendidik harus mampu menarik perhatian peserta didiknya,
ikhlas dalam mengajar dan memberikan kenyamanan bagi mereka dalam menerima
pembelajaran. Selain itu, seorang pendidik harus mampu memberikan motivasi dan
membangkitkan semangat peserta didik.
Andrea Hirata
adalah seorang pengarang karya sastra bergaya saintifik. Dia menulis novel
berdasarkan pengalaman pribadinya semenjak dia masih kecil hingga berhasil
menamatkan pendidikannya di Prancis. Andrea adalah seorang seniman kata-kata
yang dengan kata-katanya dapat mengubah cara pandangan orang seseorang terhadap
sesuatu. Andrea Hirata merupakan cerminan dari novel sang Pemimpi itu sendiri.
Andrea adalah seorang pemimpi yang dengan kesungguhannya berusaha mewujudkan
impiannya untuk kuliah di Prancis.
Semoga kita
tidak hanya berani bermimpi, tetapi berani juga berjuang dan berusaha untuk
meraihnya.
Profil Penulis:
Annyonghaseyo!!!
Kenalan yuk ama noona yang yeppo ne. Noona nan so kowai ne namanya Nelly
Afrianti tapi biasa dipanggil Ai. Ga nyambung banget kan!!! Hehehe.. Da juga
teman yang manggil Yuki (coz, ne anak suka banget ma salju walaupun blom pernah
tuh ngeliat yang namanya salju secara “LIVE”). Cewek ayng terobsesi banget ama
Korea dan Jepang ini lagi belajar bahasa Korea secara outodidak. Do’ain moga
sukses yach.
Ne
anak seneng banget denerin lagu-lagu Korea. Boy Band idolanya, SUPER JUNIOR,
SHINee, 2PM, ama U Kiss. Kalo Girl Bandnya F (X) ama Girls Generation. Dia
punya hobi niruin gaya nge-dance idolanya “Eun Hyuk”, tapi kalo diperhatiin
dengan jelas yang kliatan cuma gerakan kayak jingkrak-jingkrak ga jelas gitoo.
Xixixixi...
So...
Hwaiting aja dech buat noona qta ne... And than moga dapat nilai A di mata
kuliah Kritik Sastra ne... Amiiiinnn
1 Komentar:
min ijin copas ya buat tugas :) btw terimakasih
Posting Komentar