Jumat, 04 Maret 2011

Ide Gila Mahasiswa


Hidup itu adalah pilihan, setiap pilihan pasti menghadapi berbagai rintangan yang siap menghadang, apabila kita mampu menembusnya dengan nyali yang tinggi tentunya tantangan tersebut bisa menjadi salah satu bentuk kepuasan diri.
Dikala malam menyonsong pagi, subuh itu ayam jantan mulai berkokok sebagai pertanda hari akan siang dan malam akan berlalu. Orang-orang mulai sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi aktifitas masing-masing,
terlihat pedagang sudah mulai mengeluarkan dagangannya, para pejabat mulai mengenakan pakaian serba rapi untuk menunaikan kewajibannya sebagai wakil dari rakyat, para siswa bahkan mahasiswa mulai hilir-mudik turun angkot naik angkot, turun becak naik becak untuk  menuju gedung megah untuk mencari  ilmu, terlihat bagaikan kumpulan semut antrian mencari tempat sarang gula, yang ingin serba cepat tanpa mengeluarkan tenaga yang banyak. 
Tapi lain halnya dengan tiga orang mahasiswa UNP yang punya jiwa semangat tinggi  dan serba penasaran ini. Waktu demi waktu mereka lalui tanpa mengenal rasa penat dan lelah, ayunan tangan serta langkah kaki menampakkan semangat terpatri dalam diri mereka untuk bisa sampai tujuan secepat mungkin tanpa kendaraan apapun. Tepatnya waktu hari jum’at tanggal…, tiga orang pemuda calon penerus masa depan bangsa ini dengan penuh semangat meninggalkan Kota Padang tercinta.
Dari Mesjid Megah Al-Azhar Air Tawar Padang, mereka mulai melangkahkan kakinya setapak demi setapak untuk menuju kota tempat berdirinya Jam Gadang di Sumatera Barat, yang bernama Kota Bukit Tinggi. Mereka sanggup melakukan perjalanan jarak tempuh 91 km tersebut hanya berjalan kaki serta bekal seadanya dalam waktu selama dua hari, di mulai dari jam 05.26 pagi dari Padang sampai jam 23. 25 Sabtu malam di Bukit Tinggi.
Ide gila ini semuanya berawal dari Sonde Martadireja mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa UNP TM 2007, kemudian mengajak teman yang satu jurusan dengannya yang bernama Olvianda Putra. Akhirnya ide tersebut juga disusul oleh Yaholil Mustafa mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris UNP TM 2007. Kesepakatan tersebut memulai mereka untuk menapaki jejak-jejak semangat untuk mencoba sesuatu yang baru. Mereka tidak pernah merasa malu melakukan perjalanan tersebut, walaupun disaksikan oleh ratusan mata, bahkan puluhan kendaraan yang berlalu-lalang di perjalanan yang mereka lewati. “Aku sangat senang melakukan perjalan itu, karena bisa melihat secara langsung daerah-daerah yang dilewati”, tutur Yaho dengan semangat, (Senin, 3/8).
Semua itu dilakukannya dengan mulus, walaupun sempat dihantam hujan badai diwaktu dalam perjalanan, sehingga memaksa mereka untuk berhenti sejenak sampai hujan reda. Sungguh gila memang, tetapi itulah kenyatannya. Dalam kondisi zaman yang serba modern serta canggih ini, beragam kendaraan yang bisa ditumpangi, masih ada yang sanggup melakukanya dengan berjalan kaki hanya sekedar untuk menguji kekuatan berjalan serta kepuasan diri semata.
Selain untuk menguji kekuatan, ternyata mereka melakukan perjalanan tersebut juga mempunyai tujuan tertentu. Adapun perjalanan itu mereka lakukan ternyata secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk demontrasi Global Warming. “Sebenarnya perjalanan itu kami lakukan dalam bentuk protes Global Warming, kami melakukannya dengan alami tanpa adanya kendaraan yang berasap”, imbuh Yaho dengan penuh lega dan rasa puas atas keberhasilannya melewati perjalan tersebut.

Wahyu Saputra
Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia/08

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wahyuku Design | Bloggerized by Wahyu Saputra - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog